Putrinya Menikah Tanpa Pria, Sang Ayah; Astungkara Anak Tiang Tabah

Putrinya Menikah Tanpa Pria, Sang Ayah; Astungkara Anak Tiang Tabah

Hai, sahabat prempuanbali seuatu pernikahan pasti mengharapkan suasana bahagia, damai dan tentram. Namun, berbeda dengan Pengantin perempuan inisial NPM, 22, warga Banjar Banda, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, telah menikah tanpa suami pada 12 Januari lalu di hadapan sulinggih. 

Si lelaki diganti simbol keris. Meski si lelaki mendadak pergi karena tidak mau Nyentana saat hari H pernikahan, pengantin perempuan tampak tabah. 

_________________________ ----------- _________________________

Di kutip dari news.beritabali.com Orang tua pengantin perempuan, I Ketut Suwardita, mengatakan sebelum upacara pernikahan, putrinya dengan si lelaki telah berpacaran sejak lama.

Hubungan mereka pernah putus nyambung. Saat mau meminta balikan, si lelaki secara tegas mau menuruti keinginan anaknya. Yakni nyentana, menjadikan si lelaki berstatus Pradana atau menjadi perempuan secara adat.

Saat pacaran, putrinya pun hamil. Kehamilan itupun disambut baik oleh semua pihak, termasuk si lelaki. Mereka pun memantapkan diri untuk menikah, mulai dari mencari hari baik, membuat foto prewedding hingga menyebabkan surat undangan pernikahan. 

“Namun dua hari sebelum upacara pernikahan, si lelaki mendadak mengatakan tidak mau nyentana,” ujarnya.

Sebelum si lelaki membatalkan pernikahannya dalam detik-detik hari H, keluarga telah mendapatkan penolakan dari orang tua si lelaki. 

_________________________ ----------- _________________________

“Saat nyedekin, orangtuanya (lelaki, red) menolak tidak mau anaknya nyentana. Tapi dia (si lelaki) mengatakan, apapun keputusan orangtuanya, baik memperbolehkan atau tidak, dia akan menikah dengan anak saya,” ujarnya.

Mendengar keputusan si lelaki, Ayah NPM sempat bertanya kepada Melina, apakah melanjutkan pernikahan atau tidak. “Anak saya bilang sudah mantap untuk mencari sentana. Tapi karena dia (si lelaki, red) tidak mau, dan segala perlengkapan upacara telah disiapkan, sehingga upacara pernikahan tetap kami langsungkan meskipun tanpa lelaki,” ujarnya. 

Atas peristiwa ini, keluarga sudah menerima degan ikhlas. Dan tidak mau memaksa si lelaki. “Astungkare anak saya juga tabah dan kuat merima semua ini,” pungkasnya.

Pengalaman itu diharapkan jadi pelajaran bagi masyarakat lain yang hendak mencari Sentana. “Supaya tidak terjadi seperti yang dialami anak saya,” tutupnya.

_________________________ ----------- _________________________

Comments