Setiap tahun Kota Tidore mengadakan Festival Tidore yang merupakan pesta rakyat dan biasanya juga sekalian merayakan hari jadi Kota Tidore Kepulauan pada bulan April yang sudah mencapai 900-an tahun. Festival Tidore membuat pariwisata Kota Tidore semakin menarik untuk dikunjungi di Provinsi Maluku Utara.
Festival Tidore menampilkan acara ritual seperti prosesi Dowari untuk mengawali setiap kegiatan adat serta Soa Romtoha sebagai ritual pertemuan lima warga untuk mengantar air menggunakan rau yang diambil dari puncak Gunung Kie Matabu untuk dipersatukan dalam bambu. Selain itu akan ditampilkan pertunjukan debus, Ratib Haddad Faraj/Sahadat Boso Kene, doa bersama, Paji Nyili-nyili (Paji artinya bendera & Nyili artinya daerah) yang diarak peserta dengan berjalan kaki dari beberapa daerah yang berbeda dan bertemu di satu titik yakni Kedaton Kie Kesultanan Tidore dan hanya diterangi obor dari malam hingga pagi hari. Adapun pelayaran ritual ziarah Jere se Karamat untuk memohon keselamatan bagi kehidupan masyarakat Kesultanan Tidore.
Hal yang paling menarik dan bersejarah adalah menyaksikan Ritual Lufu Kie. Ritual ini diadakan untuk mengenang kembali Lufu Kie yaitu gelar armada perang bagi yang berhasil mengusir VOC dari Tidore yang dicetuskan oleh Sultan Tidore, Yang Maha Mulia Sri Paduka Tuan Sultan Syaifuddin "Jou Kota" bergelar "Alkhalifatul Mukarram Saidus-Sakalain Ala Jabalit Tidore" (1657-1689). Formasi Lufu Kie terdiri atas Kagunga Sultan (perahu kebesaran Sultan) dengan kawalan Juanga Hongi Taumoy se Malofo (12 perahu kora-kora tempur) Kesultanan Tidore yang bermaterikan 12 pasukan utama Angkatan Laut Kesultanan Tidore.
Acara festival juga dimeriahkan dengan kirab agung Kesultanan Tidore dan karnaval budaya, pameran arsip dan foto Kesultanan Tidore, pameran ekonomi kreatif, serta lomba Kabata sebagai keanekaragaman budaya di Indonesia.
Comments
Post a Comment